PERCEPAT BONGKAR MUAT, PELINDO TAMBAH ENAM HMC DI TERMINAL JAMRUD

Written By Nanta on Sabtu, 09 Juli 2011 | 19.26


Tanggal Kirim:07 Juli 11

Guna mempercepat proses bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Perak, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III akan menambah 6 Unit peralatan bongkar muat HMC (Harbour Mobile Crane) di Terminal Jamrud.

Humas PT Pelindo III Edy Priyanto, di kantornya Surabaya, Rabu (6/7) mengatakan, penambahan Mobile Crain tersebut sebagai upaya untuk mengatasi lambannya proses bongkar muat ditengah meningkatnya aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, khususnya terminal Jamrud 'Ini sebagai upaya peningkatan pelayanan, sekaligus membantu meringankan beban para pengguna jasa kepelabuhanan,' ujarnya.

Dengan adanya penambahan Mobile Crain, katanya, diharapkan bisa meningkatkan pelayanan bongkat muat dari 2000 ton perhari menjadi 8000 hingga 10.000 ton perhari. “Dengan penambahan alat baru kerjanya akan lebih cepat, antrian kapal sandar juga akan lebih cepat, dan otomatis akan mengurangi beban bea yang dikeluarkan pengguna jasa,' imbuhnya.

Dia menjelaskan, enam unit HMC itu akan didatangkan di Jamrud secara bertahap. Tahap pertama 2 unit, paling lambat di bulan Juli 2011. Dua unit HMC ini akan diambilkan dari Terminal Berlian milik BJTI. Sedang 5 unit lainnya akan didatangkan dari Jerman pada bulan Agustus, September, dan Oktober di tahun ini juga. Kelima unit HMC terakhir itu semuanya baru, dibeli dengan harga sekitar Rp 40 miliar per unit.
Asisten Manajer Perencanaan dan Pengendaliaan Operasio/ PPSA Pelindo III Cabang Tanjung Perak, Widjang Indrato, mengatakan lambatnya proses bongkar muat yang mengakibatkan biaya kepelabuhanan dirasa tinggi itu bukan hanya faktor alat bongkar muat yang memang harus dimodernisasi, tapi juga faktor gudang importir (gudang pemilik barang) yang belum siap. “Faktor mental buruh bongkar muat dan armada angkutan juga memberi pengaruh,” katanya.

Mengenai alat bongkar muat di Jamrud yang selama ini hanya menggunakan crane kapal, Indrato mengatakan, kemampuannya sudah tak bisa mengatasi kebutuhan bongkar muat yang terus mengalami peningkatan.
Menurutnya, percepatan proses bongkar muat memang tidak hanya bergantung pada peralatan bongkar muat, akan tetapi juga tergantung beberapa faktor lain, di antaranya kesiapan gudang penerima atau pemilik barang (importir). “Importir juga harus memperbesar daya serap barang dengan menyiapkan gudang sendiri,” imbuhnya. (jok)

sumber: http://kominfo.jatimprov.go.id/watch.php?id=27549&k=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar